26.10.08

ini jalanku : dan itu jalanmu

Pada dasarnya manusia adalah manusia yang paling kompleks dari segi apapun yang pernah diciptakan Tuhan. Sekompleks apapun itu, di dalam tugasnya sebagai pelakon hidup selama berdinas di dunia ini, manusia : saya salah satunya, pasti pernah merasa terjebak dalam skenario yang salah. Kompleks ketika alur ini akan dibuat dengan ending klimkas-kah? atau anti klimaks-kah?.. Skenario itu bisa saja muncul dan mengetuk nurani masing-masing untuk sadar, bahwa apakah sudah terjadi kesesuaian antara hati dan jiwa ketika berlakon. Dan pada akhirnya kita akan berterima kasih dan belajar pada proses. Proses yang menentukan skenario mana yang sesuai untuk dibawakan.

Dalam sebuah percakapan dengan manusia yang kebanyakan sok tahu. Saya sering dianggap tidak bersyukur dengan apa yang saya punya. Padahal sah-sah saja kan menggugat sesuatu yang jelas benar amat kita inginkan. Alih-alih profesionalitas kadang tidak cukup mempan untuk berpura-pura 'selesai' di skenario yang salah, namun di dalam hati kita sering tahu, ini tidak akan maksimal. Lalu, proses itu beralih ketika lebih penting mana :(1). mendahulukan kepuasan pribadi , namun menentang arus ke-biasa-an yang kadang di cap BIAS, (2). mendahulukan kepentingan umum namun pribadi menolak, serta (3). hanya bisa diam di tempat menunggu film selesai dan dekat dengan kebodohan. Untuk saya, sebagai pelakon yang terlalu banyak berusaha belajar pada proses, saya akan mulai berani memilih (2) !!

Choice consists of the mental process of thinking involved with the process of judging the merits of multiple options and selecting one of them for action. Dan pilihan itu menggugat atas nama SENI. Biarkan ini kelak akan menjadi jalanku, dan pilihan lain itu adalah jalanmu.

Tidak ada komentar: